Pembetulan
Dapat terjadi dalam penerbitan ketetapan atau keputusan yang
berhubungan dengan Wajib Pajak Direktorat Jenderal Pajak melakukan kesalahan
yang sifatnya tidak pada materi produk hukum. Untuk membetulkan kesalahan
tersebut Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan agar dilakukan pembetulan,
atau dilakukan pembetulan secara jabatan. Hal tersebut diatur dalam Pasal 16 UU
KUP No.28 Tahun 2007 dan Peraturan Dirjen Pajak nomor PER – 48/PJ/2009 tentang
Tata Cara Pembetulan Kesalahan Tulis, Kesalahan Hitung, dan/atau Kekeliruan
Penerapan Ketentuan Tertentu dalam Peraturan Perundang-undangan Perpajakan,
perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pembetulan
Kesalahan Tulis, Kesalahan Hitung, dan/atau kekeliruan Penerapan Ketentuan
Tertentu dalam Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
Produk Hukum
yang Dapat Dibetulkan
Direktur
Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas pemohonan Wajib Pajak dapat
membetulkan :
- Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
- Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
- Surat
Ketetapan Pajak Nihil;
- Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
- Surat
Tagihan Pajak;
- Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.
- Surat
Keputusan Pemberian Imbalan Bunga;
- Surat
Keputusan Pembetulan;
- Surat
Keputusan Keberatan;
- Surat
Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi;
- Surat
Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi;
- Surat
Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak;atau
- Surat
Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak,
yang
dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau
kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam Peraturan perundang-undangan
perpajakan.
- Surat
Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak sebagaimana dimaksud pada
huruf I dapat berupa Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak atas
Surat Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak
atas Surat Tagihan Pajak.
- Surat
Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf m
dapat berupa Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat
Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak atau Surat
Tagihan Pajak.
- Pembetulan
dilakukan dalam hal terdapat kesalahan atau kekeliruan yang bersifat
manusiawi yang tidak mengandung persengketaan atara fiskus dan Wajib
Pajak.
Ruang lingkup
pembetulan atas kesalahan atau kekeliruan
Ruang
lingkup pembetulan atas kesalahan atau kekeliruan sebagaimana dimaksud di atas
meliputi :
- kesalahan
tulis, antara lain kesalahan yang dapat berupa nama, alamat, Nomor Pokok
Wajib Pajak, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa Pajak atau
Tahun Pajak dan tanggal jatuh tempo;
- kesalahan
hitung, antara lain kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan/atau
pengurangan dan/atau perkalian dan/atau pembagian suatu bilangan, termasuk
kekeliruan perhitungan karena adanya penerbitan surat ketetapan pajak,
Surat Tagihan Pajak, dan surat keputusan lain yang terkait dengan bidang
perpajakan untuk tahun sebelumnya; atau
- kekeliruan
dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan, yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan
persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan
sanksi administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak, kekeliruan
penghitungan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan dalam
pengkreditan pajak.
Pembetulan
atas kekeliruan dalam pengkreditan pajak sebagaimana dimaksud pada huruf c yang
terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai, hanya dapat dilakukan apabila:
- terdapat
perbedaan Pajak Masukan yang menjadi kredit pajak; dan
- tidak
mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak.
Permohonan
pembetulan
Permohonan
pembetulan diajukan oleh Wajib Pajak, dengan ketentuan sebagai berikut :
- 1
(satu) permohonan diajukan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, Surat
Tagihan Pajak, atau surat keputusan lain yang terkait dengan bidang
perpajaka,
- Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai alasan yang mendukung permohonannya; dan
- Surat
permohonan ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat permohonan
ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri
surat kuasa khusus. Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus
memberikan keputusan. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat Direktur
Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, maka permohonan
pembetulan yang diajukan dianggap dikabulkan dan paling lama 1 (satu)
bulan sejak berakhir jangka waktu 6 (enam) bulan tersebut Direktorat
Jenderal Pajak wajib menerbitkan surat keputusan pembetulan tersebut.
Prosedur Kerja :
1.
Kantor Pelayanan Pajak menyampaikan Surat
Pengantar, Surat Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak dari Wajib Pajak, Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas, Lembar
Pengawasan Penelitian Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak (SOP Tata Cara
Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP) kepada Kantor
Wilayah.
2. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menerima berkas
dalam point 1 yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Wilayah (SOP Penerimaan
Dokumen di Kanwil) serta menugaskan dan memberikan disposisi kepada Kepala
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk memprosesnya.
3. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti permohonan
pembetulan ketetapan pajak dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengurangan,
Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep Surat Pemberitahuan Penerimaan
Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak untuk dikirim kepada Kantor Pelayanan Pajak
pengirim. Dalam hal Kantor Wilayah menerima berkas yang bukan merupakan
kewenangannya, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan
Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk memproses juga konsep
Surat Penerusan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak untuk dikirim ke unit yang
berwenang. Dalam hal permohonan pembetulan ketetapan pajak menjadi kewenangan
Kantor Wilayah, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneruskan ke
Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk ditentukan nama-nama
yang akan dimasukkan dalam Tim Peneliti.
4. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep
Surat Pemberitahuan Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak atau Penerusan
Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak dan meneruskan ke Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan, dan Banding.
5. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti dan
memaraf konsep surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Bidang Pengurangan,
Keberatan, dan Banding.
6. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan
memaraf konsep surat tersebut dan meneruskan ke Kepala Kantor Wilayah.
7. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Surat
Pemberitahuan Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak atau Penerusan
Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak.
8. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan
dan mengirimkan Surat Pemberitahuan Penerimaan Berkas Pembetulan Ketetapan
Pajak ke KPP pengirim, dan Surat Penerusan Berkas Pembetulan Ketetapan Pajak ke
unit yang berwenang (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Kanwil).
9. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menentukan
nama-nama dalam Tim Peneliti, dan menugaskan kepada Kepala Seksi untuk membuat
Surat Tugas.
10. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menugaskan
Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding untuk membuat konsep Surat
Tugas.
11. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding membuat konsep
Surat Tugas dan meneruskan konsep tersebut ke Kepala Seksi Pengurangan,
Keberatan, dan Banding.
12. Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding meneliti dan
memaraf konsep Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Bidang
Pengurangan, Keberatan, dan Banding.
13. Kepala Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding menelaah dan
memaraf konsep Surat Tugas serta meneruskan konsep tersebut ke Kepala Kantor
Wilayah.
14. Kepala Kantor Wilayah
menyetujui dan menandatangani Surat Tugas.
15. Tim Peneliti berdasarkan Surat Tugas yang diterima kemudian
melakukan penelitian dalam rangka pemrosesan pembetulan ketetapan pajak sesuai
dengan prosedur yang disebutkan dalam Lampiran I SE-02/PJ.07/2007, yang terdiri
dari:
Peneliti
memulai pencatatan setiap pelaksanaan tahapan penelitian pada Lembar Pengawasan
Penelitian Pembetulan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (Lampiran V.2)
b Pembuatan
Laporan Penelitian Pembetulan Ketetapan Pajak
1)
Peneliti membuat Laporan Penelitian Pembetulan
(Lampiran V.7).
2). Dalam hal dari hasil penelitian terdapat unsur kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan, Peneliti membuat Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pajak tentang Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak (Lampiran
V.8).
3). Dalam hal dari hasil penelitian tidak terdapat unsur kesalahan
tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan, Peneliti membuat Surat Penolakan
Permohonan Pembetulan (V.10).
c. Peneliti
membuat Surat Keputusan Pembetulan Ketetapan Pajak (Lampiran 8), dalam rangkap
3 (tiga) yang peruntukannya sebagai berikut:
-Lembar
ke-1 untuk Wajib Pajak
-Lembar
ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pajak
-Lembar ke-3 untuk arsip
16. Kepala Kantor Wilayah menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Pembetulan, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak, atau Surat Penolakan Permohonan
Pembetulan.
17. Pelaksana Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding menatausahakan
dan mengirimkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Permohonan
Pembetulan Ketetapan Pajak, atau Surat Penolakan Permohonan Pembetulan ke Wajib
Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak penerbit surat ketetapan pajak melalui Bagian
Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Kanwil).
18. Proses selesai.
Sumber : Mytaxpro & SOP DJP